Sabtu, 20 Maret 2010

Organisasi

Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya, negara, partai politik, perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, lainnya sebagai proses pengorganisasian pengalokasian dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai organisasi, wewenang delegasi, koordinasi dan rentang manajemen, serta penyusunan personalia.

1. Definisi Organisasi
Pengorganisasian (orginizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya, baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama”, sedangkan Chester I. Barnard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas di antara para anggota untuk mencapai tujuan.

Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

2. Bentuk-bentuk Organisasi
Suatu bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yakni:
1. pembagian kerja
2. rantai perintah
3. tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. tingkatan manajemen

Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pemimpin di dalam organisasi.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
4. Organisasi Panitia
Organisasi ini dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.

3. Wewenang (Authority)
Wewenang merupakan syarat yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang ada pada diri seseorang yang bersifat formal harus didukung pula dengan wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Di samping itu, wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu teori formal (pandangan klasik) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang formal merupakan wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan (acceptance theory of authority) wewenang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan, dan ini tidak tergantung pada penerima (receiver).
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adanya:
1. Kekuasaan (power), yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan.
Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua, yaitu:
• Kekuasaan posisi (position power) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
• Kekuasaan pribadi (personal power) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek, dan merasa terikat pada pemimpin.
2. Tanggungjawab dan akuntabilitas. Tanggungjawab (responsibiliti) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntabiliti yaitu permintaan pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggungjawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggungjawab yang akan diberikan, dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
3. Pengaruh (influence) yaitu transaksi di mana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan, dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

4. Koordinasi (Coordination)
Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggungjawabnya, yang dikenal dengan rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu-satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali olah para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan mencapai tujuan diharpakn, sehingga beban tiap departemen atau bagian menjadi seimbang dan selaras.
Kebutuhan organisasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan. Koordinasi sangat dibutuhkan terutama pada pekerjaan yang insidentil dan tidak rutin serta pekerjaan yang tidak direncanakan terlebih dahulu, juga bagi organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.

5. Rentang Manajemen (Span of Control)
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention atau span of supervision.
Berapa sebenarnya bawahan seorang manajer agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Di sini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggungjawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Ada dua alasan mengapa penentuan rentang yang baik dan tepat. Pertama, rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan struktur organisasi, di mana semakum sempit rentang manajmen struktur organisasi akan berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit.
Faktor yang mempengaruhi rentang manajemen:
1. kesamaan fungsi
2. kedekatan geografis
3. tingkat pengawasan langsung
4. tingkat koordinasi pengawasan
5. perencanaan
6. bantuan organisasi yang tersedia

6. Penyusunan Personalia (Staffing)
Sumber daya utama dalam suatu organisasi adalah manusia yang memiliki bakat, kreativitas, tenaga, imajinasi dan kemampuan memajukan organisasi. Tugas utama seorang pemimpin dalam organisasi yaitu bagaimana memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan organisasi dalam hal ini mencakup bagaimana penarikannya, penyeleksiannya, pengembangan dan pemnggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan. Sebab sukses dan gagalnya seorang manajer tidak terlepas dari bagaimana menjalankan fungi penyusunan personalianya (staffing), oleh karena itu fungsi penyusunan personalia dimasukkan dalam fungsi pengarahan, yaitu bagaimana mengarahkan manusia dalam mencapai suatu tujuan bersama, juga berhubungan erat dengan fungsi organisasi, yaitu wadah manusia di dalam mencapai tujuan organisasi.
Proses penyusunan personalia terdiri atas:
1. perencanaan sumber daya manusia
2. penarikan tenaga kerja
3. penyeleksian tenaga kerja
4. pengenalan dan orientasi organisasi
5. latihan dan pengembangan karyawan
6. penilaian pelaksanaan kerja karyawan
7. pemberian balas jasa dan penghargaan
8. perencanaan dan pengembangan karier

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Louis A., Karya Manajemen, terjemahan J.M.A. Tahuteru, PT. Pembangunan, Jakarta, 1963.
Allen, Louis A., Management and Orginazation, McGraw-Hill Book Company, New York, 1958.
Ducker, Peter F., Pengantar Manajemen (terjemahan), PT. Binaman Pressindo-LPPM, Jakarta, 1982.
Handoko, T.Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1986.
H. Siagian, Manajemen Suatu Pengantar, Alumni, Bandung, 1977.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar